Oleh Olenka Priyadarsani (yahoo.com)
Sekilas, Pasar Tomohon di Sulawesi Utara tampak seperti pasar
tradisional biasa. Ada yang menjual ayam, sayuran, dan berbagai jenis
keperluan dapur lainnya. Namun, melangkah lebih jauh lagi ke dalam
pasar, terdapat lapak yang menjual binatang yang tidak umum dimakan.
Harus saya peringatkan, pasar ini tidak cocok bagi pencinta binatang!
Tomohon
terletak di Kabupaten Minahasa, sekitar satu jam dari Manado. Tomohon
menjadi salah satu objek wisata di Sulawesi Utara ini karena topografi
alamnya yang indah. Kota terbesar ketiga di provinsi ini terletak di
antara dua gunung, yaitu Mahawu dan Lokon yang belum lama ini meletus.
Salah
satu atraksi wisata paling menarik di Tomohon adalah Pasar Beriman
Tomohon. Saya beruntung karena baru mengunjungi pasar tradisional ini
hari Sabtu lalu, tepat sehari sebelum Hari Raya Paskah. Pada hari itu,
warga setempat berduyun-duyun pergi ke pasar untuk membeli berbagai
keperluan pesta perayaan.
Jalan menuju pasar pun sempat macet
karena banyaknya angkutan umum dan mobil pribadi yang bergerak menuju
pasar. Lalu, apa yang menarik di pasar ini?
Di samping menjual
berbagai keperluan sehari-hari, pasar ini juga menjual berbagai jenis
daging dan binatang. Di situlah uniknya, binatang yang dijual tidak akan
Anda temukan di pasar-pasar tradisional lain di Indonesia.
Binatang-binatang ini, baik yang dijual dalam keadaan hidup atau sudah
mati, biasa dijadikan santapan bagi penduduk sekitar Tomohon.
Binatang
pertama yang saya lihat adalah babi yang sudah mati. Babi ini diangkut
dengan sepeda motor oleh pedagangnya. Sebenarnya daging babi umum dijual
di mana-mana, namun baru kali saya menemukan babi yang masih utuh.
Ukurannya pun sangat besar.
Seorang pedagang sedang mengangkut babi dan anjing untuk dijual di Pasar Tomohon
Melangkah masuk ke pasar yang penuh sesak saya melihat tumpukan binatang
lain. Ternyata itu adalah tumpukan tikus yang telah dipanggang.
Tampaknya tikus menjadi salah satu barang dagangan yang cukup laku,
karena banyak jumlah pedagang yang menjajakan binatang ini cukup banyak.
Tikus bakar yang tengah dijajakan
Babi hutan pun dijual di pasar ini. Berbeda dengan babi ternak yang
ukurannya besar dan berwarna putih, ukuran babi hutan lebih kecil dengan
bulu berwarna hitam. Sebagian sudah dikuliti, dan sebagian lainnya
masih utuh.
Ada pula satu lapak yang menjual ular besar dan
sudah disembelih. Terlihat beberapa pembeli tengah menunggu daging ular
dipotong dan ditimbang. Kelelawar juga dijual sebagai bahan masakan,
sayapnya sudah dipisahkan dari tubuhnya.
Binatang lain yang
tampaknya juga banyak dijual di Pasar Tomohon adalah anjing. Ada
anjing-anjing yang masih hidup — yang akan dibunuh dengan cara dipukul
oleh pedagangnya bila ada pembeli. Ada pula anjing-anjing yang sudah
dibakar dan dibumbui. Anjing-anjing ini dibakar dalam keadaan utuh
sehingga terus terang saja saya sedikit ngeri.
Anjing adalah makanan yang cukup umum dikonsumsi di wilayah ini.
Yang tak kalah menyeramkan adalah kucing bakar. Menurut pedagangnya,
kucing-kucing tersebut juga telah diberi berbagai macam bumbu
tradisional. Satu ekor kucing dijual dengan harga Rp 100 ribu. Tidak
seperti maraknya pedagang anjing dan tikus, saya hanya mendapati satu
lapak yang menjual kucing.
Kucing juga dijadikan bahan masakan penduduk setempat.
Menurut orang setempat yang kami sewa sebagai pengemudi, hanya babi dan
anjing yang cukup umum dikonsumsi di wilayah Sulawesi Utara. Kucing dan
tikus merupakan bahan masakan khas Tomohon saja. “Kebanyakan yang makan
kucing adalah anak muda,” kata Hok, pengemudi kami tersebut.
Bagi
banyak orang pemandangan di bagian daging Pasar Tomohon cukup membuat
kita bergidik, walaupun juga sangat menarik. Setiap suku dan daerah
memang memiliki makanan khas yang berbeda-beda!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar